|Uploader: Redaksi-001|
|KlikJogja.Com|Yogyakarta - adalah daerah Istemewa Republik Indonesia dewasa ini. Keistimewaan Yogyakarta tak bisa dilepaskan dari catatan sejarah masa lalu. Sebelum berdirinya NKRI, Yogyakarta sejatinya adalah Negara berdikari, mendukung penuh berdirinya Negara baru dan mengusir penjajah dan mewujudkan kedaulatan NKRI
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat adalah sebuah Negara di pulau Jawa yang berdiri atas kesepakatan Perjanjian Giyanti 1755. yang sebelumnya berperang dengan VOC.
Jogyakarta adalah kerajaan baru pecahan dari Keraton Surakarta Hadiningrat, kerajaan pewaris Dinasti Mataram yang di dirikan 1586 Panembahan Senopati .( Senopati Ing Alogo Sayidin Panatagama) yang berpusat di Kotagede Jogjakarta
Perjanjian Giyanti , Pangeran Mangkubumi ,naik tahta menjadi Sri Sultan Hamengku Buwono 1.
Dengan wilayah Negara-agung
1. Mataram, (Yogyakarta)
2. Pajang (di sebelah barat daya Surakarta)
3. Bangwetan=Sukowati (sebelah barat laut Surakarta.
4. Bagelen
5. Kedu
6. Bumi Gede(di sebelah barat laut Surakarta)dengan barat daya Semarang.
Di Luar lingkungan terdapat Mancanegara yaitu:
1. Banyumas
2. Madiun
3. Kediri
4. Jipang(sebelah tenggara Rembang)
5. Japan(sebelah barat daya Surabaya)
6. Keduwang(di sebelah tenggara Surakarta)
Beberapa wilayah bahkan saling tumpang tindih dengan wilayah Keraton Surakarta.
Wilayah Keraton Yogyakarta dalam perjalanannya mengalami perubahan akibat serangkaian peristiwa.Perang Geger Sepehi dan Di Asingkan Sri Sultan Hamengkubuwono II diikuti dengan kontrak politik yang ditandatangani pada tanggal 17 Maret 1813.
Pemerintah Inggris yang meguasai Nusantara memberikan tanah seluas 4000 cacah kepada Pangeran Notokusumo(Adik Sri Sultan HB ll) Pangeran Notokusumo kemudian naih tahta dengan gelar KGPAA Paku Alam I. Pakualaman bukanlah kerajaan, tapi kadipaten
Wilayah kekuasaan Pakualaman diambilkan dari sebagian wilayah mancanegara dan sebagian kecil wilayah di negaragung (wilayah inti kerajaan, pusat ibukota) Kesultanan Yogyakarta.kawasan Kulon Progo bagian selatan.
Wilayah kekuasaan Keraton Yogyakarta kembali berubah dengan meletusnya Perang Jawa yang dipimpin Pangeran Diponegoro, putra Sri Sultan Hamengkubuwono III. Negeri Belanda mengalami kerugian amat besar akibat perang yang berlangsung .(1825-1830)
Setelah perang ini berakhir pada 1830, Belanda memaksa Kesultanan Yogyakarta , untuk menyerahkan seluruh wilayah mancanegara (provinsi luar) melalui perjanjian yg di tanda tangani thn 1831.di Klaten
Keraton Yogyakarta mengalami revolusi besar-besaran di masa kekuasaan Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Raja yang dikenal anti penjajah itu bersamaKGPAA. Paku Alam VIII mendukung proklamasi 17 Agustus 1945. Kesultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman mengakui kemerdekaan Republik Indonesia serta penggabungan Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat ke dalam Republik Indonesia dengan Status Daerah Istimewa. 5 september 1945
Gabungan dari wilayah Kesultanan dan Kadipaten inilah yang kemudian hingga hari ini dikenal dengan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
Presiden Soekarno menyambut baik dukungan Keraton Yogyakarta kepada pemerintah RI dengan memberikan penghargaan. Sehari berselang, tepatnya 6 September 1945, Pemerintah RI memberikan Piagam Kedudukan yang ditandatangani Presiden Soekarno pada 19 Agustus 1945.
Pasca penggabungan Keraton Yogyakarta dengan Pemerintah RI ini Sultan Hamengkubuwono IX terus membantu dan menunjukkan komitmennya untuk kedaulatan dan kemajuan RI. Saat meletus Agresi Militer Belanda II, Sultan Hamengkubuwono IX juga menawarkan serta mempersilahkan pemerintahan RI dijalankan di Yogyakarta. Penawaran tersebut diikuti dengan kebijakan pemindahan ibu kota Negara dari Jakarta ke Yogyakarta pada tahun 1946. Saat itu di tengah-tengah masa sulit akibat perang, Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman menanggung seluruh biaya operasional pemerintah pusat. Bahkan, Ketika ibu kota dikembalikan dari Yogyakarta ke Jakarta, Sultan Hamengkubuwono IX masih memberikan bantuan keuangan sebesar 6 juta gulden kepada pemerintah Indonesia.
Karier politik Sultan Hamengkubuwono IX terus melesat pasca Belanda mengakui angkat kaki dan mengakui kedaulatan RI pada 27 Desember 1949. Dengan kharisma, kecerdasan dan kemahirannya dalam pemerintahan, Sultan Hamengkubuwono IX tercatat memegang banyak jabatan penting di lingkaran pemerintaan RI. Diantaranya ia pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Menteri Koordinator Ekonomi Keuangan dan Industri, Wakil Perdana Menteri, hingga Wakil Presiden, mendampingi Presiden Soeharto. (24 Maret 1973 sampai dengan 23 Maret 1978).
Refrensi bacaan: Karaton Yogyakarta Sejarah,Nasionalisme dan Teladan Perjuangan.
0 Komentar