|Uploader: Redaksi-001|
|KlikJogja.Com|Sukoharjo - Ada hal yang menarik dari kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik SMAN 1 (Smansa) Mojolaban, Sukoharjo. Para siswa dibagi dalam kelompok dan mereka mencoba bersosialisasi kepada masyarakat setempat yang dijadikan lokasi program. Mirip dengan KKN untuk mahasiswa namun ini hanya berlangsung sehari. .
Sepanjang yang diketahui, mereka tidak didampingi oleh guru pembimbing ataupun guru lapangan. Sepertinya, tujuan program tersebut juga untuk melatih siswa agar mandiri bersosialisasi dengan masyarakat. Mereka menemui sendiri perangkat desa hingga RT/RW, juga tokoh masyarakat setempat.
Mereka juga mengat7ur sendiri apa saja dan bagaimana kegiatan yang akan dilaksanakan. Seperti kegiatan pertama yakni bersih-bersih di sarean (makam) dusun Sambilawang, Sabtu (26/11). Mereka tampak tidak canggung berbaur serta mengikuti kegiatan warga yang pada saat itu tengah kerja bakti membangun pagar sarean.
Siswa kelas 12 di era teknologi canggih saat ini, atau yang kerap disebut anak milenial, pada kebanyakan lebih mengenal dunia maya ketimbang dunia di sekitar lingkungan mereka sendiri. Banyak kritik mengatakan anak milenial tidak peka akan kondisi sekitarnya. Dunia mereka bukan masyarakat lingkungan tapi warga internet.
Terkadang mereka tidak saling mengenal siapa nama tetangga mereka, siapa nama anak-anaknya, bahkan tidak pernah terlibat komunikasi dengan masyarakat lingkungan. Namun anak-anak Smansa Mojolaban terlihat sangat luwes, akrab dan tetap menjaga adab sopan-santun di masyarakat.
Sebaliknya warga juga menerima mereka dengan baik. Bukan karena mereka masih anak SMA lalu warga tidak mau menerima ataupun mengabaikan mereka. Terlihat sekali mereka sangat senang ketika diterima oleh masyarakat dan bahkan masyarakat mau mengikuti kegiatan mereka.
Seperti selanjutnya, setelah kerja bakti (bersih-bersih) di sarean, mereka mengadakan senam sehat yang tampak diikuti dengan antusias oleh warga. Instruktur senamnya merupakan salah satu siswa putri Smansa Mojolaban. Tidak ada sikap meremehkan dari warga, sebaliknya senang mengikuti senam dan joget bersama (diiringi lagu dangdut Jawa).
Pada acara terakhir, mereka mengadakan semacam sosialisasi akan pola hidup sehat (terutama kepada anak-anak). Mereka memang bukan pakar, hanya berdasar pada ilmu dan pengetahuan yang mereka dapatkan di sekolah. Tema kegiatan ini berkait dengan pola hidup sehat (tugas dari sekolah untuk mata pelajaran Sosiologi).
Purwanto, Ketua RT 04/RW 01 Sambilawang, Demakan, menyampaikan rasa senang dan bangga atas kegiatan yang dilakukan oleh siswa Smansa Mojolaban, "Saya sangat senang, mereka masih muda bersikap sopan, tapi mau perduli dengan masalah sosial terutama kesehatan masyarakat," papar Purwanto.
Selain itu, Purwanto menambahkan agar program seperti itu dapat diteruskan, "Saya berharap program seperti ini bisa lanjut bahkan diikuti oleh sekolah lainnya. Karena ini sangat positif. Sehat itu bukan hanya fisik tapi juga mental. Dengan senam bersama, selain fisiknya sehat, juga mentalnya karena ini semacam hiburan yang membuat senang warga," tambah Purwanto.
Sementara Tyas Asih Dwi Mulya, Ketua Kelompok siswa, mengatakan bahwa mereka merasa dihargai oleh warga masyarakat yang mau menerima mereka, "Warga di RT 4 RW 1 ini aktif, ramah dan baik. Biasanya sulit mengajak partisipasi warga, apalagi yang mengajak anak muda seperti kami," ucap Tyas sambil mengingatkan slogan mereka, "Hidup sehat, kita bahagia".
Andai saja durasi kegiatan ini bisa lebih panjang, mungkin seminggu, terlebih dengan metode live in (menginap di rumah warga), tentu akan lebih banyak acara yang bisa mereka buat. Karena ilmu dan pengetahuan itu tidak hanya bisa diperoleh di bangku sekolah tapi juga di lingkungan masyarakat yang kerap disebut sebagai lab sosial. (Rls/Aw)
0 Komentar