IKLAN

Jogja Padat Wisatawan, Pengamat Kebijakan Publik Sebut Stasiun Yogyakarta dan Lempuyangan Sudah Tak Nyaman

 

Suasana Stasiun Yogyakarta dalam masa Angkutan Nataru, Sabtu (28/12/2024). (Foto : Ken)

Jogja, (klikjogja.com)-- Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu tujuan favorit penumpang Kereta Api (KA) di Pulau Jawa. Dalam libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) ini, kepadatan Stasiun Tugu Yogyakarta mencapai 310.066 penumpang dengan rata-rata kepadatan per hari 23.005 penumpang. Sedangkan di Stasiun Lempuyangan kepadatannya 183.338 penumpang dengan rata-rata kepadatan per hari 12.116 penumpang.

Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio mengatakan, dalam periode masa Angkutan Nataru tahun ini di Yogyakarta, kemampuan Stasiun Yogyakarta dan Stasiun Lempuyangan sudah tidak muat untuk menampung penumpang. Oleh sebab itu, perlu perluasan di kedua stasiun tersebut agar penumpang merasa lebih nyaman dalam menggunakan transportasi publik. 

"Kalau lihat hari ini kan padat sekali, ini antara beautifikasi yang akan dilakukan oleh PT KAI dan kemampuan stasiun itu tidak imbang, karena juga ledakan penduduk yang tidak sejak tahun 1998 dimana KB sudah tidak ada," katanya saat meninjau di Stasiun Yogyakarta, Sabtu (28/12/2024). 

Menurut Agus, meski saat ini kondisi ekonomi tidak terlalu bagus, namun kepadatan yang terjadi sudah sangay tinggi sehingga mengurangi tingkat kenyamanan. Hal ini tak lepas dari banyaknya perubahan yang terjadi tetapi kapasitas ruang terbatas. 

"Pengembangan stasiun dengan menggunakan Sultan Ground atau naik ke atas, seperti yang dilakukan di Stasiun Jatinegara. Itu naik ke atas karena kalau tidak ya tidak muat, padat sekali menjadi tidak nyaman dan juga kebersihan akan terganggu," jelasnya. 

Agus menjelaskan, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan harus segera membicarakan hal ini lebih lanjut dengan Sri Sultan HB X sebagai pemilik lahan, tentang bagaimana mekanismenya untuk mengembangkan dua stasiun di DIY. 

"Tidak hanya melulu beautifikasi yang diperhatikan, namun juga multi fungsi dari keberadaan sebuah stasiun itu sendiri. Kereta api jadi moda sekarang. KRL ada di sini, KA Bandara juga, kemudian KA jarak jauh itu sulit kalau di tengah kota kondisinya seperti ini. Jadi harus segera diputuskan untuk perluasan. Ini belum lebaran ya, saya khawatir lebaran akan seperti apa ini, " tandasnya. 

Sementara Pemerhati Transportasi, Darmaningtyas juga menyoroti aksesibilitas stasiun dengan moda transportasi lainnya yang perlu diperbaiki. Hal ini lantaran tidak semua stasiun di Yogya terkoneksi dengan layanan publik transportasi lainnya. 

"Saya juga melihat keterbatasan lahan parkir menjadi salah satu persoalan stasiun. Persoalan parkir ini bisa diminimalkan jika ada layanan angkutan umum yang baik," imbuhnya.

Darmaningtyas mengimbau supaya Pemda DIY maupun Pemkot Yogya untuk segera menata layanan angkutan umum. Termasuk semua layanan bus Trans Yogya yang bisa lewat depan Stasiun Lempuyangan dan Stasiun Yogyakarta sehingga mengurangi traffic kendaraan pribadi. 

"Perlu manajemen lalu lintas yang tepat. Sebab saat ini, manajemen lalu lintas di depan stasiun yang dibuat searah justru mempersulit integrasi transportasi publik. Sebaiknya dikembalikan seperti dulu. Jalan Pasar Kembang dan Lempuyangan kembali dua arah. Ini mempermudah kalau ada konektivitas dengan angkutan umum. Kalau satu arah seperti sekarang agak susah,” ungkapnya.

Sementara Vice President Public Relation PT KAI, Ane Purba mengungkapkan, pengembangan stasiun diperlukan karena Yogya ke depan masih terus menjadi tujuan favorit dengan berbagai destinasi wisata baru.

"Kami memprediksi jangka panjang Yogya akan ada peningkatan terkait peningkatan wisata. Nanti akan kami kaji kembali dan sampaikan ke Dirjen," pungkasnya. (Ken). 







Posting Komentar

0 Komentar