IKLAN

Babad Banyumas (Bagian: II)

Oleh: Purwadi 

Ketua LOKANTARA (Lembaga Olah Kajian Nusantara.)


Suluk sawang sasi


Wanudya ayu tama ngambar, 

aruming kusuma, wadana asawang sari, o, 

ri sedhenging purnama sidi, 

netya njahit esmu lindri, 

grana rungih milangeni, 

tuhu mustikane putri tetunggule widodari.

Demikianlah penduduk Kabupaten memberi pujian kepada Nyonya Bupati Raden Ngabehi Martapura II. Rakyat betul betul ayem tentrem, aman damai dan guyub rukun. Daftar para Bupati Banyumas. 

1. Raden Djoko Kahiman, 1582-1583. Dilantik pada masa kerajaan Pajang. Rajanya bernama Sultan Hadiwijaya.

2. Raden Ngabehi Martasura I, 1583-1600. Dilantik pada masa ke-rajaan Mataram. Rajanya bernama Panembahan Senopati.

3. Raden Ngabehi Martasura II, 1601-1620. 

Dilantik pada masa kerajaan Mataram. Rajanya bernama Prabu Hadi Hanyokrowati.

4. Raden Adipati Martayuda I, 1620-1650.

Dilantik pada masa kerajaan Mataram. Rajanya bernama Sultan Agung Hanyokrokusuma.

5. Raden Tumenggung Martayuda II, 1650-1678.

Dilantik pada masa kerajaan Mataram. Rajanya bernama Sri Susuhunan Amangkurat Agung.

6. Raden Tumenggung Suradipura, 1678-1707.

Dilantik pada masa kerajaan Mataram. Rajanya bernama Sri Susuhunan Amangkurat Amral.

7. Raden Tumenggung Yudanegara II, 1707-1745. 

Dilantik pada masa kerajaan Mataram. Rajanya bernama Sri Susuhunan Paku Buwana I.

8. Raden Tumenggung Reksapraja, 1745-1749. 

Dilantik pada masa kerajaan Mataram. Rajanya bernama Sri Susuhunan Paku Buwana II.

9. Raden Tumenggung Yudanegara III, 1749-1755. 

Dilantik pada masa kerajaan Mataram. Rajanya bernama Sri Susuhunan Paku Buwana III.

10. Raden Tumenggung Yudanegara IV, 1755-1780.

Dilantik pada masa kerajaan Surakarta Hadiningrat. Rajanya bernama Sri Susuhunan Paku Buwana III.

11. Raden Tumenggung Tejakusuma, 1780-1788. 

Dilantik pada masa kerajaan Surakarta Hadiningrat. Rajanya bernama Sri Susuhunan Paku Buwana III.

12. Raden Tumenggung Yudanegara V, 1788-1816. 

Dilantik pada masa kerajaan Surakarta Hadiningrat. Rajanya bernama Sri Susuhunan Paku Buwana IV.

13. Raden Adipati Cakranegara I, 1816-1830. 

Dilantik pada masa kerajaan Surakarta Hadiningrat. Rajanya bernama Sri Susuhunan Paku Buwana IV.

14. Raden Tumenggung Mardireja II, 1830-1832. 

Dilantik pada masa kerajaan Surakarta Hadiningrat. Rajanya bernama Sri Susuhunan Paku Buwana VII.

15. Raden Adipati Cakranagara II, 1832-1864. 

Dilantik pada masa kerajaan Surakarta Hadiningrat. Rajanya bernama Sri Susuhunan Paku Buwana VII. 

16. Raden Adipati Cakranagara III, 1864-1879.

Dilantik pada masa kerajaan Surakarta Hadiningrat. Rajanya bernama Sri Susuhunan Paku Buwana IX.

17. KPA Martadireja III, 1879-1913. Dilantik pada masa kerajaan Surakarta Hadiningrat. Rajanya bernama Sri Susuhunan Paku Buwana IX.

18. KPAA Ganda Subrata, 1913-1933. Dilantik pada masa kerajaan Surakarta Hadiningrat. Rajanya bernama Sri Susuhunan Paku Buwana X.

19. RAA Sujiman Ganda Subrata, 1933-1950. 

Dilantik pada masa kerajaan Surakarta Hadiningrat. Rajanya bernama Sri Susuhunan Paku Buwana X.

20. Raden Moh Kabul Purwodireja, 1950-1953. 

Dilantik pada masa Presiden Soekarno.

21. RE Budiman, 1953-1957.

 Dilantik pada masa Presiden Soekarno.

22. M. Mirun Prawiradireja, 1957. Dilantik pada masa Presiden Soekarno.

23. Raden Bayu Nuntoro, 1957-1960. 

Dilantik pada masa Presiden Soekarno.

24. Raden Subagyo, 1960-1966. Dilantik pada masa Presiden Soekarno. 

25. Letkol Sukarno Agung, 1966-1971. Dilantik pada masa Presiden Soeharto.

26. Kol Poedjadi Bandayuda, 1971-1978. Dilantik pada masa Presiden Soeharto.

27. Kol RG Rudjito, 1978-1988. 

Dilantik pada masa Presiden Soeharto.

28. Kol Djoko Sudantoko, 1988-1998.

 Dilantik pada masa Presiden Soeharto.

29. Kel Aris Setiono, 1998- 2008. 

Dilantik pada masa Presiden BJ Habibie.

30. Drs. H Marjoko, 2008-2013. 

Dilantik pada masa Presiden Susila Bambang Yudhoyono.

31. Ir KPH Purbowinoto Achmad Husein, 2013. 

Dilantik pada masa Presiden Susila Bambang Yudhoyono.

Kanjeng Ratu Wiratsari Mengantar Kejayaan Kabupaten Banyumas. Prestasi Kabupaten Banyumas semakin cemerlang. Di mana mana nama Banyumas selalu jadi buah bibir. Publik dibuat terkagum -kagum pada hasil pembangunan segala bidang. Popularitas Banyumas sungguh moncer. Kemajuan kabupaten Banyumas tak lepas dari peran Kanjeng Ratu Wiratsari. Sinuwun Sri Susuhunan Amangkurat Agung, raja kraton Mataram keempat yang memerintah tahun 1645-1677. Selama memimpin Mataram, Amangkurat mendapat sokongan Kanjeng Ratu Wiratsari. 

B. Ratu Wiratsari Pelopor Banyumas

Siapa Kanjeng Ratu Wiratsari yang menjadi garwa prameswari Sinuwun Amangkurat Agung? Beliau adalah cicit Joko Tingkir. Ayahnya seorang Bupati Pengging, Pangeran Radin. Orang lebih mengenal dengan nama Pangeran Kajor. Beliau tuan tanah. Tanah Kajoran berada di mana mana. Singkat kata Ratu Wiratsari keturunan orang kaya. Apalagi semasa hidupnya di Banyumanik Semarang, Kanjeng Ratu Wiratsari punya bisnis, gamping, kayu jati, mebel, minyak tanah, perahu, pelayaran dan pelabuhan. Pada jamannya beliau pengusaha besar.

Tumenggung Yudanegara IV adalah Bupati Banyumas. Dia keturunan Ki Ageng Wonosobo. Masih kemenakan Kanjeng Ratu Wiratsari. Lagi pula pada masa kecilnya Tumenggung Yudanegara diasuh oleh permaisuri Sinuwun Amangkurat Agung. Beliau seperti anak sendiri. Atas perintah Ratu Wiratsari, Bupati Banyumas membangun pesanggrahan Puja Retna di Batu Raden, kaki gunung Slamet. Vila mewah ini kerap digunakan oleh pejabat Mataram. Bahkan Sri Susuhunan Amangkurat Agung pernah menginap di pesanggrahan Puja Retna.

Rintisan peristirahatan di vila Puja Retna ini menjadi cikal bakal terbentuknya kawasan wisata Batu Raden. Lambat laun wisata Batu Raden terkenal sebagai tempat wisata pegunungan yang indah permai. Kanan kiri pesanggrahan Puja Retna ditanami teh, kopi, cengkeh, manggis, pepaya dan pisang. Taman wisata Batu Raden menjadi tempat menerima tamu saat berkunjung ke kabupaten Banyumas.

Ibu negara yang mumpuni. Selaku garwa pameswari atau ibu negara Kraton Mataram, Kanjeng Ratu Wiratsari memajukan perdagangan. Dibangun pasar di Ajibarang, Wangon dan Cilongok. Pasar ini dibangun pada tanggal 22 Pebruari 1659. Giliran jadwal pasaran demi pemerataan. 

(Bersambung)

Posting Komentar

0 Komentar