IKLAN

Buat Orang Tua yang Memiliki Anak, Ustadz Yusup Mansur Ajak Belajar di Pesantren Manba’Hidayatul Ma’rif Bogor.

|Jurnalis:Dedi Mulyadi||Uploader : Redaksi-005|

|Klikjogja.Com|Jakarta - Pengasuh Pondok Pesantren Darul Qur’an Ustadz Yusup Mansur mengingatkan kepada orang tua yang memiliki anak agar belajar di Pesantren Man’ba Hidayatul Ma’arif.

Ustadz Yusup Mansur Pendakwah kondang asal Jakarta mengajak kepada orang tua untuk masuk ke Pesantren Man’ba Hidayatul Ma’arif

Pesantren Man’ba Hidayatul Ma’rif yang berlokasi di Jalan Bakti,Desa Raga Jaya,Kecamatan Bojong Gede,Kabupaten Bogor ,dengan ini membuka pendidikan keagamaan setingkat SMP dan SMA.

Pengasuh Pesantren Man’ba Hidayatul Ma’rif, KH Ferdy Husin S.sos I.MPd menjelaskan, pesantren ini memililiki luas lahan sekitaer 3.500 Meter Persegi..

Pesantren Man’ba Hidayatul Ma’rif merupakan lembaga pendidikan yang memiliki kegiatan keagamaan suasana yang kondusif dengan didukung berbagai fasilitas..

Lingkungan yang hijau memberikan suasana yang menyenangkan bagi siswa belajar di Pesantren Man’ba Hidayatul Ma’rif..

Pesantren Man’ba Hidayatul Ma’rif dengan metode sistematik dan efektif dibina dengan ahlak yang baik..

Sejumlah Program di Pesantren Man’ba Hidayatul Ma’rif dinataranya, Metode MANBAI’Y ( Cara Cepat 25 Hari Bisa Baca Kitab),ONE MONTH ONE JUZ ( 1 Bulan Hafal1 Juz), Kajian Kitab Kuning, Khitbah dan Muhadoroh,Bahasa Arab dan Bahasa Inggris,dan Komputer.

Selain itu ada program MAHIMA QOHIRA CENTER, yakn santri yang telah lulus pesantren difasilitasi dengan belajar ke Mesir,Turkey, dan Yordania..

Pesantren Man’ba Hidayatul Ma’rif juga mengembankan unit Skill (kemampuan) terapi alternatif (Bekam, Totok Punggung,Ruqiyah, dsb).

Pesantren (Ponpes) Man’ba Hidayatul Ma’rif juga mengajarkan kepada para santri tentang kemadirian melalui kegiatan kewirausahan.

Lebih jauh dengan mengajarkan kewirausahaan ini para santri nantinya akan menjadi santri mandiri, selain bakal ilmu keagamaan yang cukup,santri juga memiliki keterampilan dan jiwa kewirausahaan yang tinggi sebagai bekal hidup di masyarakat, (*).

Posting Komentar

0 Komentar