KlikJogja - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah melakukan studi tiru ke Kampung Sangurejo, Sleman, 18 Desember 2023. Kampung Kampung yang berlokasi di Kalurahan Wonokerto, Kapanewon Turi ini sudah berkali-kali menerima tamu dalam rangka membangun kesadaran lingkungan. Seminggu lalu, sekitar 50 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) UGM mempelajari program kerja Sangurejo dalam pemberdayaan warganya.
Rombongan DLH Donggala terdiri dari 15 orang. Hadir turut menyambutnya adalah Kepala Bidang Pengendalian Lingkungan Hidup (PLH) DLH Kabupaten Sleman Eni Yuliani, SE, M.Si., Plt. Panewu Kapanewon Turi Bara Hernowo Natal, SH. dan tokoh masyarakat Sangurejo. Nampak pula penggerak Kampung ProKlim Sangurejo, antara lain: H. Suharja Wahyana (Ketua RT), Nur Rahmat Fitriyanto (Ketua Pokdarwis), M. Chaerul Huda (Ketua Proklim Sangurejo), Titik Sukayawati (Ketua Penggerak PKK), Parsiah, Erna, Turina, Nanik, Nurohmah Nuraini, dan Uswatun Hasanah (Ketua Kelompok Wanita Tani).
Dalam sambutannya, Bara Hernowo Natal menyampaikan selamat datang dan menjelaskan kondisi geografis Kapanewon Turi, terutama dalam kaitannya Program Kampung Iklim di Sangurejo. Selanjutnya, Kabid PLH DLH Sleman Eni Yuliani menekankan perlunya Program Kampung Iklim di Sangurejo guna penampungan dan penjagaan air di daerah pertanian.
Sementara itu, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Donggala, Ir. H. Sofyan D.G. Malaba, M.Si. mengungkapkan kekagumannya terhadap lingkungan di Kampung Sangurejo.
"Banyak hal yang bisa kami bawa ke Donggala, terutama suasana lingkungan di Sangurejo yang dapat menjadi contoh ketika kembali ke daerah kami," ujarnya. Sofyan yang juga menjabat Plt. Sekda ini menyampaikan terima kasih kepada DLH Sleman dan warga Sangurejo atas sambutan hangatnya sejak pagi hingga siang hari.
Penilaian positif terhadap keindahan Sangurejo datang juga dari Kadis DLH Donggala, Dra. Arita Triana, M.Si. Arita pun menyoroti perlunya kegiatan ekonomi diiringi pula kesadaran akan kelestarian lingkungan.
"Kami tidak salah jika ke sini. Kami memiliki satu program Kampung Iklim, tetapi kesadaran ekonomi di sana lebih terfokus pada peningkatan ekonomi. Sementara di sini, tidak hanya merawat tapi juga menjaga," ungkapnya.
Dalam kunjungan ini, DLH Donggala berharap dapat membawa inspirasi dan harapan dari Sangurejo untuk meningkatkan kualitas Kampung ProKlim di Donggala. Setelah kunjungan di Kapanewon Turi ini, mereka bertekad kuat untuk berbuat lebih giat guna pengembangan desa dengan konsep Proklim agar lebih baik lagi.
Bappeda Kabupaten Donggala mengapresiasi tinggi pula terhadap kebersihan lingkungan dan pengelolaan perkebunan salak di Sangurejo. Banyak rorak dijumpai di bawah pertanaman salak, tanpa pembakaran, dan pengelolaan limbah daun salak yang berkelanjutan. Bahkan kini limbah kulit salaknya menjadi bahan pembuatan ecoprint oleh Sanggar Ecoprint Sangurejo (ECSA).
"Sangurejo mungkin kecil, tapi unik. Semoga apa yang kami saksikan dan dengar hari ini dapat menjadi inspirasi untuk meningkatkan dan membentuk program-program lingkungan yang lebih baik di Donggala," ujar salah satu perwakilan Bappeda Donggala.
ECSA didirikan oleh masyarakat Kampung Sangurejo bersama Omah Fatma. Setelah beberapa kali pelatihan, ibu-ibu yang bergabung ECSA sudah mampu memproduksi ecoprint secara mandiri. Terobosan ini ternyata bisa membantu pemberdayaan ekonomi masyarakat. Menurut Ira Fatmawati, pemilik “Omah Fatma” sekaligus pelatih ecoprint Sangurejo, capaian ini berkat dukungan pula dana pelatihan dari Kapanewon Turi dan Kalurahan Wonokerto serta bantuan peralatan melalui CSR Wardah 2023. Karya ecoprint Omah Fatma sendiri bahkan telah sampai di Hortus Botanicus Leiden (HBL), Belanda.
Studi tiru ini menjadi awal kolaborasi antara DLH Kabupaten Donggala, DLH Kabupaten Sleman, dan masyarakat Kampung Sangurejo. Semua pihak bertekad menciptakan lingkungan yang bersih, hijau, sehat, dan berkelanjutan melalui keberadaan Kampung ProKlim. (Triana/Rls.Ats)
0 Komentar