IKLAN

Fakultas Kehutanan UGM dengan Perum Perhutani melakukan kerja sama penelitian dan Pembangunan Konservasi Ex-situ Durian di Purworejo

KlikJogja - Pembangunan kebun konservasi ex situ durian juga merupakan salah satu bentuk  dukungan Fakultas Kehutanan UGM dan KPH Kedu Selatan, dimana Kawasan hutan Purworejo merupakan salah satu wilayah yang termasuk dalam cakupan pengelolaannya terhadap program pemerintah yakni pengembangan Zona Otorita Badan Otorita Borobudur (BoB).

Kegiatan tersebut dimimpin oleh Prof. Dr. Ir. Mohammad Na’iem, M.Agr.Sc. beliau merupakan guru besar di bidang Pemuliaan Pohon yang terus berupaya untuk mengkoservasi keragaman durian di Indonesia. Kegiatan ini akan mendukung pengelolaan hutan di Indonesia lebih produktif dan dengan penanaman durian akan memberikan nilai ekonomi dari hasil hutan bukan kayu dan juga penyimpanan karbon untuk mitigasi perubahan iklim.

Selasa, 19 Desember 2023 telah dilakukan penanaman perdana oleh tim Fakultas Kehutanan UGM dan Perum Perhutani di lokasi penelitian. Dalam agenda Penanaman Perdana ini turut hadir Bapak Endung Trihartaka selaku Direktur Perencanaan dan Pengembangan Perhutani, Bapak Moch, Farid Januardi selaku Kepala Perhutani Forestry Institute, Bapak R Ratmanto  selaku Kepala Devisi Regional Jawa Tengah, Bapak Usep Rustandi sekalu Kepala KPH Kedu Selatan. Turut hadir pula Bapak Ir. Dwiko Budi Permadi, S.Hut., M.Sc., Ph.D., IPU. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan beserta Tim Konservasi Ex-situ Durian Fakultas Kehutanan UGM.

Dalam kesempatan ini Prof. Dr. Ir. Mohammad Na’iem, M.Agr.Sc menyampaikan bahwa konservasi durian selain berkontribusi untuk kelestarian lingkungan, durian yang terpilih dan berkualitas dapat digunakan untuk mendorong percepatan perhutanan sosial agar lebih produktif. Program konservasi durian tersebut sejalan dengan program Universitas Gadjah Mada untuk mencapai SDGs poin 1 No poverty, 13 climate action dan land (biodiversitas). 

Upaya koleksi durian lokal melalui kegiatan eksplorasi bertujuan untuk mengumpulkan informasi dan bahan tanaman dari berbagai jenis durian lokal unggul dari seluruh Indonesia, dan selanjutnya memapankannya dalam sebuah unit konservasi ex situ (uji progeny, kebun plasma nutfah, dan bank klon). Untuk menambah nilai jual kawasan, pembangunan konservasi ex situ durian didukung dengan pembangunan landscape guna memberi keamanan, kenyamanan, serta nilai estetika kawasan, sehingga secara langsung maupun tidak langsung berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan masyarakat sekitar hutan.(Triana/Rel. Humas Fakultas Kehutanan UGM) 

Posting Komentar

0 Komentar