IKLAN

Mengenal Kyai Kasan Nur Iman, Guru Pangeran Sambernyawa Yang Linuwih


|Uploader: Redaksi-001|

|KlikJogja.Com|- Sosok Pangeran Sambernyowo yg misterius, tidak pernah digambar sehingga tak ada lukisan yg merekam sosok beliau saat beliau berkuasa.

Bila memasuki Ndalem Ageng Puro Mangkunagaran, pengunjung bisa melihat lukisan & foto para Adipati Mangkunagaran pada bagan silsilah.

Di posisi tengah, yakni posisi Mangkunagoro I sebagai pendiri Kadipaten Mangkunagaran digantikan dgn lambang suryo sumirat Mangkunagoro I yg juga terpasang  tepat di atas posisi krobongan . Itu dikarenakan Mangkunagoro I konon memang tidak diperkenankan dibuat gambarnya karena pengaruh dari mertuanya, yaitu Kyai Kasan Nur Iman yg mempunyai keyakinan kuat bahwa pembuatan gambar wajah manusia itu haram menurut aturan agama Islam.

Kyai Kasan Nur Iman adalah seorang Modin & juga Ulama dari desa Puh Kuning yg namanya kemudian diganti dgn nama desa Matah Selogiri (Wonogiri).

Kyai Kasan Nur Iman adalah ayahanda dari Kangjeng Bandoro Raden Ayu Kusumo Patahati alias Roro Rubiah, garwo sepuh K.G.P.A.A Mangkunagoro I 

Sebagai salah satu trah keturunan Raja Pajang : Sultan Hadiwijoyo & juga Panembahan Senopati, Kyai Kasan Nur Iman dikenal sebagai seorang yg tekun dlm menjalankan perintah agama, sering laku prihatin serta juga memiliki "kelebihan" di bidang spiritual (memiliki linuwih indra keenam) beliau juga mahir dlm ilmu kanuragan (bela diri).

Kyai Kasan Nur Iman juga sejak dini telah mengetahui bahwa kelak Rubiah akan menjadi wanita yg mulia. Ketika Rubiah berusia 9 tahun  Kyai Kasan Nur Iman melihat cahaya bersinar terang tepat diatas kepala putrinya tersebut, ketika Rubiah berusia 14 tahun kembali lagi tubuhnya bersinar terang, tidak lama kemudian Rubiah dipinang oleh R.M.Said. Kisah yg hampir mirip terjadi kepada ibunda S.I.S.K.Susuhunan Pakubuwono X sebelum dipinang oleh Susuhunan Pakubuwono IX.

Kyai Kasan Nur Iman adalah juga guru bagi R.M.Said, beliau sering memberi wejangan kepada menantunya tersebut. Beliau juga guru mengaji R.M.Said dlm memperdalam ilmu agama Islam

Untuk melatih kekuatan batin R.M.Said, Kyai Kasan Nur Iman juga mendampingi R.M. Said saat mengadakan latihan spiritual semisal menyepi, tirakat, topo broto & berdoa kepada Tuhan YME.  Bahkan beliau juga mendampingi berendam di sendang. Semua ini merupakan gêmbléngan untuk memupuk semangat jiwa & raga menantunya tersebut.

Silsilah Kyai Kasan Nur Iman :

Sultan Hadiwijoyo , Raja Pajang I menurunkan: Pangeran Benowo I, menurunkan :

Pangeran Benowo II (Sedowingi), menurunkan:

Pangeran Ranumoyo, menurunkan:

R.M.Abdul Hamid (Kyai Matah I) menurunkan:

Kyai R Kasan Nur Iman (Kyai Matah II) menurunkan :

Rubiah (K.B.R.Ay Kusumo Patahati)

K.B.R.Ay Kusumo Patahati menikah dgn K.G.P.A.A Mangkunagoro I menurunkan K.P.H.Prabumijoyo.

K.P.H.Prabumijoyo menikah dgn G.K.R.Alit putri Susuhunan Pakubuwono III, menurunkan K.G.P.A.A Mangkunagoro II.

Pada tiap malam Jumat, kurang lebih 300 orang Suranggama & para santri datang ke Puro Mangkunegaran untuk melaksanakan pengajian. Sebagian Suranggama membaca Al Qur'an bergantian, sebagian lainnya dzikiran dgn terbangan. Kegiatan itu dilakukan semalam suntuk.

Pada siang hari setelah sholat Jumat diadakan sedekah "memulen" (meluhurkan) dgn hajat berganti-ganti, antara lain :

1. "memule" cikalbakal tanah Mangkunegaran, berujud: 11 buah tumpeng, 11 ambeng nasi golong, 220 biji apem.

2. "memule" Kangjeng Nabi Kilir, berujud: 280 biji apem.

3. "memule" para Nabi, berujud: 23 ambeng nasi pulen.

4. "memule" Sultan Pajang & Kyai Ageng Laweyan, berujud: 104 buah nasi golong dgn pecel ayam & sayur menir.

5. "memule" pelindung K.G.P.A.A. Mangkunagoro I, berujud: 18 buah tumpeng & 160 biji apem.

6. Selamatan untuk para anak cucu & para kerabat prajurit Kadipaten Mangkunagaran, berujud: 1070 biji ketupat, 170 biji apem & 4 buah liwet ayam.

7. Selamatan untuk semua barang hak milik Kadipaten Mangkunagaran, berujud: 16 tumpeng, 900 biji ketupat, 16 piring nasi wuduk & 6 liwet nasi ayam.

8. Selamatan untuk para prajurit, berujud: 1040 biji ketupat & 140 biji apem.

Dlm bulan Ramadhan, kegiatan malam Jumat & "memulen" untuk siang harinya ditiadakan. Namun para Suranggama & para santri magersari diberi uang selawat.

Pada waktu itu belum ada kitab Al Qur'an cetakan. Al Qur'an yg dibaca oleh para Suranggama adalah Al Qur'an tulisan tangan. K.G.P.A.A. Mangkunagoro I  rajin menulis Qur'an dgn tangan.

Dlm bulan puasa, setiap hari Jumat K.G.P.A.A. Mangkunagoro I  menulis serat Jimat & Rajah, hasilnya tersimpan dlm tabung yg terbuat dari emas.


Sumber buku :

KARYA BUDAYA K .G.P.A.A. MANGKUNAGORO I-VIII (Prof. Drs. Suwaji Bastomi)

Posting Komentar

0 Komentar